Kegiatan Menugal (Menanam Benih) di Desa Long Uro

1758951067187.jpeg

        Nugal adalah tradisi menanam padi dilahan kering yang disebut dengan ladang, menggunakan alat bernama tugal yang dibuat dari kayu yang ujungnya berbentuk runcing, untuk melubangi tanah dan menanam bibit padi secara gotong royong yang melibatkan banyak orang ( semuyon ). Nugal juga merupakan tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun  dan merupakan warisan nenek moyang penopang kehidupan masyarakat peladang didesa long uro.  Proses pelaksanaan nugal :

  1. Pembukaan lahan : sebelum proses nugal ada yang disebut pembukaan lahan, dalam pembukaan lahan masyarakat harus memilih lahan yang bagus untuk berladang. Proses ini dilakukan dengan menebas lahan,setalah itu dilanjut dengan menebang pohon dan proses pembakaran ladang setelah semua dahan pohon kering.
  2. Setelah proses pembakaran ladang biasanya masyarakat didesa long uro akan melakukan pembersihan sisa potongan kayu yang belum terbakar habis (mekup) dengan menggumpulkan potongan kayu dan akan dibakar sampai habis menjadi abu. Setelah selesai membakar sisa potongan kayu tadi, desa long uro akan lanjut dengan kegiatan meracun rumput yang tumbuh dalam jangkah waktu yang diberikan sesuai keputusan rapat RT selama 2/3 hari sebelom menugal supaya saat menugal padi akan bertumbuh subur dan bersih.
  3. Peran pria dan wanita : pria biasanya berperan untuk melubangi tahan menggunakan kayu berbentuk runcing ( tugal ). Sedangkan wanita berperan untuk menaburkan benih padi didalam lubangnya, dengan jumlah sekitar 5-10 biji padi. Untuk benih yang digunakan harus menggunakan benih padi dari hasil panen tahun sebelumnya.
  4. Semuyon : biasanya dalam proses nugal masyarakat selalu bergotong royong atau disebut dengan SEMUYON, semuyon dalam artian saling bergantian dalam menugal ladang dengan sistem kelompok dari ladang yang satu ke ladang yang lainnya.

Didesa long uro kegiatan menugal biasanya dimulai dari tanggal 20 agustus s/d tanggal 10 september sesuai dengan berapa banyak ladang dan luas ladang warga desa long uro. Dalam kegiatan menugal akan dibagi masing-masing perRT dengan sistem semuyon. Biasanya dalam satu hari kegiatan menugal hanya tiga atau empat ladang yang akan ditugal, begitu terus sampai semua ladang  selesai. Dalam semuyon biasanya yang ikut hanya yang memiliki ladang dan bagi yang tidak memiliki ladang biasanya tidak akan ikut dalam gotong royong ( semuyon).


Makna sosial dan budaya :

Gotong royong : pentingnya kegiatan gotong royong dan saling membantu dalam proses menanam padi, atau sistem “balas hari”.

Syukuran : setelah semua proses nugal selesai biasanya masyarakat mengadakan syukuran sebagai wujud syukur atas selesainya nugal dan memohan agar benih yang ditabur bertumbuh subur untuk hasil panen yang melimpah. Dan doa agar benih yang ditabur dijauhkan dari hama seperti belalang dan binatang seperti burung dan tikus.

Bagikan post ini: